Lingga, Zonamu.com – Perhimpunan Penulis Johor (PPJ) Malaysia bersama Persatuan Penulis Kepri (PPK) yang terdiri dari kalangan budayawan, sastrawan, dan akademisi Kepulauan Riau menggelar kegiatan Dialog Selat Tebrau.
Sebuah seminar antarbangsa persuratan Melayu yang berlangsung di Dewan RISDA Negeri Johor, Johor Bahru, Malaysia.
Mengangkat tema Pemartabatan Persuratan Melayu dalam Zona Ekonomi, kegiatan ini mendapat dukungan dari Kerajaan Negeri Johor serta bekerja sama dengan Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dialog Selat Tebrau diharapkan dapat menjadi ruang kolaborasi dan penguatan literasi antara Malaysia dan Indonesia, khususnya Kepri.
Salah satu delegasi dari Kabupaten Lingga, Iman Arifandy atau lebih dikenal dengan nama pena Alang Dilaut, mengatakan, kegiatan tersebut membawa semangat baru bagi komunitas sastra yang ia dirikan, Komunitas Sastra Dilaut (KSD) dan Sanggar Alang Dilaut.
“Tentunya ini juga semangat baru untuk kami dalam mengembangkan dunia literasi di Lingga,” kata Alang, Sabtu 31 Mei 2025.
Alang menambahkan, sebelum berangkat ke Johor, dirinya bersama sejumlah tokoh di Dabo Singkep telah mengagendakan kegiatan literasi yang menyasar pelajar dan masyarakat umum.
“Kita berharap kegiatan tersebut dapat segera terlaksana dengan konsep dan wadah baru,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan dukungan positif yang diterimanya dari berbagai pihak saat menerima undangan resmi dari PPJ.
Dalam pelaksanaan Dialog Selat Tebrau, delegasi Kepri menghadirkan tiga orang ahli panel, yakni Prof. Dr. Abdul Malik, M.Pd., Dato’ Rida K Liamsi, dan Muhammad Natsir Tahar. Sementara budayawan Husnizar Hood tampil sebagai narasumber diskusi penutup.
Delegasi lengkap Kepri juga terdiri dari Dato’ H. Huzrin Hood, Ramon Damora, Abdul Kadir Ibrahim, Tarmizi Rumah Hitam, Irwanto Daud, Syafrudin, serta akademisi dan budayawan Rendra Setyadiharja dan Robby Patria. Dari kalangan seniman dan penyair perempuan hadir Peppy Cuandra, Sutarya Aryaningsih (Ning), Ainun, Azizah, Suryanti, dan Sri Wahyuni (Ayoe SW).
Sementara dari Malaysia, ahli panel mencakup tokoh-tokoh penting seperti YB Dato’ Prof. Dr. Kassim bin Thukiman, Dr. Shamsuddin bin Othman, Dr. Hj. Otman bin Sahalan, Dr. Zulkifli bin Khair, Encek Wahyu Budiwa Renda, Encik Amiruddin bin Md. Ali Hanafiah, dan Hj. Mohd. Rosli bin Bakir.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi pelaku sastra di kedua wilayah untuk saling bertukar ide dan memperkuat jejaring dalam memajukan persuratan Melayu di kawasan regional.(*)