Lingga, Zonamu.com – Banjir rob kembali melanda wilayah RW 09 Kelurahan Dabo Lama, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga.
Fenomena banjir yang terjadi hampir setiap tahun ini disebabkan oleh absennya Dam (bendungan) atau pemecah ombak yang bisa mengurangi dampak gelombang laut yang tinggi.
Akibatnya, air laut naik hingga ke pemukiman warga dan merendam rumah-rumah di sekitar wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga : Banjir Rob dan Hujan Lebat Rendam Rumah Warga Di Lingga
Lurah Dabo Lama, Harie Kurniawan, mengatakan, keprihatinannya terhadap masalah banjir rob yang terus menghantui warganya.
Ia berharap agar pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap masalah ini, khususnya terkait dengan pembangunan Dam dan pemecah ombak yang dapat menjadi solusi jangka panjang.
“Banjir rob ini sudah menjadi langganan setiap tahunnya. Kita berharap agar ada tindakan nyata dari pemerintah agar masalah ini bisa teratasi dengan permanen,” kata Harie Kurniawan, Rabu, (15/1/2025).
Baca Juga : Bupati Lingga Himbau Warga Tetap Tenang dan Siaga Menghadapi Bencana Banjir
Menurutnya, solusi jangka pendek berupa gotong royong masyarakat sangat terbatas, sehingga diperlukan intervensi pemerintah yang lebih efektif.
“Kita dari kelurahan Dabo Lama telah beberapa kali mengajukan usulan terkait pembangunan Dam di RW 09. Bahkan, kita juga telah menandatangani proposal yang mengusulkan pembangunan Dam sepanjang 125 hingga 140 meter. Sayangnya, hingga saat ini belum ada tindak lanjut atau realisasi dari Dinas PUTR Lingga,” jelasnya.
Banjir rob yang terjadi setiap tahun ini memberikan dampak besar bagi tiga RW, yaitu RW 3, 4, dan 9, yang sering terendam air laut.
“Hal ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga, mulai dari kerusakan infrastruktur hingga kerugian materiil yang cukup signifikan,” ungkapnya.
Baca Juga : Dinas PUTR dan DLH Lingga Gotong Royong Perbaikan Jalan Rusak di Desa Batu Berdaun
Sebagai langkah antisipasi, warga setempat sering bergotong-royong membersihkan saluran air dan membangun penahan sementara, meskipun ini tidak cukup untuk mengatasi masalah secara menyeluruh.
Kondisi ini menjadikan banyak warga merasa tidak aman dan cemas menghadapi musim penghujan dan gelombang tinggi.
Harapan besar kini tertuju pada tahun 2025, dimana Harie Kurniawan berharap agar pengajuan pembangunan Dam dan pemecah ombak dapat direalisasikan.
Ia mengusulkan agar pihaknya bisa berkomunikasi langsung dengan BWSS IV (Balai Wilayah Sungai Sumatera IV) yang berkantor di Sekupang, Kota Batam, untuk mempercepat penyelesaian masalah ini.
Pembangunan Dam di wilayah tersebut dinilai sangat penting untuk mengurangi dampak banjir rob yang kerap merendam wilayah pesisir. Dengan adanya struktur pelindung ini, diharapkan kawasan RW 09 dan sekitarnya dapat terhindar dari banjir rob yang merugikan dan menciptakan kehidupan yang lebih aman bagi masyarakat setempat.