Lingga, Zonamu.com – Dikenal sebagai sosok sederhana dan bersahaja, Kompol Andi Sutrisno bukan hanya aparat penegak hukum, tapi juga bagian dari denyut nadi kehidupan masyarakat Lingga. Kepindahannya ke Polda Kepri meninggalkan jejak haru di hati banyak orang.
Tak semua kepergian menyisakan luka. Tapi tidak pula semua perpisahan sekadar formalitas serah terima jabatan. Bagi warga Kabupaten Lingga, terutama di Dabo Singkep, kepergian Kompol Andi bukan sekadar rotasi jabatan ini tentang kehilangan.
Sejak pertama kali menjejakkan kaki di “Bunda Tanah Melayu” pada 2016 sebagai Kasat Narkoba Polres Lingga, Kompol Andi telah mencuri perhatian karena pendekatannya yang humanis. Meski hanya sementara, kesan yang ditinggalkan begitu dalam. Tahun 2018, ia dimutasi ke Polda Kepri. Namun takdir membawanya kembali.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lewat Surat Telegram Kapolda Kepri tertanggal 14 Juni 2024, Kompol Andi Sutrisno kembali dipercaya menjabat sebagai Wakapolres Lingga. Dan kini, lebih dari setahun berselang, ia kembali dimutasi. Kali ini ke jabatan baru sebagai Ps. Kayanma Polda Kepri. Posisinya digantikan oleh Kompol Darmin, mantan Danyon Brimob Polda Kepri.
Namun, tak ada upacara megah menyambut kepergiannya. Tak ada seremoni besar. Yang ada hanya air mata yang ditahan, tangan-tangan berat melepas, dan doa-doa tulus yang mengiringi langkah seorang sahabat.
“Belum pernah ada polisi seperti beliau,” kata Abdul (39), warga Dabo Singkep, saat ditemui di salah satu warung kopi, Senin (5/8/2025).
“Kami tak hanya mengenalnya sebagai polisi, tapi sebagai saudara. Ia hadir saat kami berduka, menggali kubur, ikut menyolatkan jenazah. Ia tak sekadar berdiri di barisan apel, tapi juga berdiri di barisan kehilangan kami.” ujarnya.
Kompol Andi bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga menjaga rasa. Ia membangun kedekatan bukan lewat protokoler, tapi dengan ketulusan. Ia tak menjaga jarak, tak mengedepankan pangkat. Ia datang ke rumah warga untuk bersilaturahmi, bukan menginterogasi. Ia hadir di masjid, di warung kopi, bahkan di pemakaman kadang ikut menggali liang lahat dengan tangannya sendiri.
“Pak Andi adalah polisi yang hadir saat kami lemah. Bukan untuk mencatat laporan, tapi memeluk kami dalam duka,” ucap John Cosmos, tokoh masyarakat Lingga.
Kini, sosok bersahaja itu melangkah ke tempat tugas baru, meninggalkan Lingga dengan membawa ribuan doa dan kenangan yang tak bisa dibayar dengan jabatan atau tanda jasa.
Dalam pesan perpisahannya, ia berkata dengan rendah hati.
“Terima kasih atas segala sinergi dan kerja sama yang telah terjalin. Maafkan saya jika ada kesalahan yang tidak sengaja selama saya bertugas di sini. Selamat tinggal, tetap semangat buat Polres Lingga.”
Tak ada kata yang cukup untuk menggambarkan kehilangan ini. Karena bagi masyarakat Lingga, Kompol Andi bukan sekadar polisi. Ia adalah pelindung, sahabat, keluarga, dan sosok yang selalu hadir bahkan dalam sepi dan duka terdalam.
Namanya kini tidak hanya tercatat di buku dinas, tapi juga di hati masyarakat yang pernah merasakannya sebagai bagian dari mereka.
Kompol Andi Sutrisno mungkin telah pergi, namun keteladanannya menetap.
Ia bukan sekadar penegak hukum. Ia adalah polisi yang tinggal di hati rakyat Lingga.(*)
Penulis : Wandi
Editor : Ami