Lingga, Zonamu.com – Tak banyak yang mengenal Desa Resun, sebuah desa kecil di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Namun pada Sabtu, 19 Juli 2025, nama Resun menggema di panggung nasional.
Di tengah gegap gempita peringatan Hari Anak Nasional, Resun dinobatkan sebagai Forum Anak Desa Terbaik. Dalam ajang DAFA Award 2025 yang digelar di Jakarta.
Penghargaan ini bukan sekadar piala, ia adalah simbol perjuangan diam-diam yang selama ini dirawat oleh anak-anak dan para pendamping di desa. Yang percaya bahwa masa depan yang layak tidak harus menunggu kota besar ia bisa tumbuh dari tanah sendiri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam acara puncak Lokakarya Forum Anak Nasional (FAN), nama Resun disebut dengan lantang sebagai peraih tertinggi. Sebuah momen yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga mengharukan. Di tengah layar virtual, Bupati Lingga, Muhammad Nizar, terlihat menahan senyum bangga.
“Ini bukan sekadar kemenangan administratif,” kata Nizar, Senin 21 Juli 2025
Ini adalah bukti bahwa ketika anak-anak diberi ruang, mereka bukan sekadar penerima kebijakan. Mereka mampu menjadi pelopor perubahan. Resun bukan desa besar, tapi desa ini punya mimpi besar dan yang lebih penting, mereka punya cara untuk mewujudkannya.
“Di sana, anak-anak tidak hanya duduk mendengarkan. Mereka berdiri di depan, berbicara, mengusulkan, bahkan menggagas program,” ujarnya.
Forum Anak Desa Resun telah lama dikenal aktif dalam berbagai isu mulai dari edukasi hak anak, kampanye anti-bullying di sekolah, hingga program pelestarian lingkungan berbasis komunitas anak. Tak jarang mereka terjun langsung ke rumah-rumah, berbicara dengan orang tua dan tetangga tentang pentingnya lingkungan aman dan tanpa kekerasan.
DAFA Award 2025 yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bersama Unicef memang bukan sekadar lomba. “Ini adalah bentuk pengakuan bagi forum anak yang mampu menjadi jembatan antara suara generasi muda dan arah pembangunan komunitasnya,” ujarnya.
Menurut Bupati Nizar, apa yang dicapai Resun seharusnya menjadi cermin bagi desa-desa lain di Lingga. Bahwa menciptakan ruang ramah anak bukan pekerjaan sekali jadi, tetapi hasil dari keberanian mendengar dan memberi ruang.
“Kadang kita lupa, bahwa anak-anak punya sudut pandang yang jujur, segar, dan bebas kepentingan. Justru dari sana sering muncul solusi yang tak pernah terpikir oleh orang dewasa,” ia menambahkan.
Ke depan, Pemerintah Kabupaten Lingga berkomitmen untuk menjadikan Forum Anak sebagai bagian integral dari pembangunan daerah. Tidak hanya sebagai simbol pelibatan, tapi sebagai mitra strategis dalam menyusun kebijakan yang berkeadilan.(*)
Penulis : Wandi