Lingga, Zonamu.com – Di pelabuhan Jagoh yang lengang, roda ekonomi Lingga berputar pelan mengikuti ritme kapal yang datang dan pergi. Namun kini, kekhawatiran mulai merebak di kalangan pedagang dan warga.
KMP Senangin satu-satunya kapal roro yang selama ini menjadi urat nadi distribusi barang dari Batam dan Jambi akan segera masuk masa docking.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menyadari potensi gangguan besar terhadap arus logistik, terutama menjelang Idul Adha 1446 Hijriah, Dinas Perhubungan Kabupaten Lingga tak tinggal diam.
Dua kali mereka melayangkan surat resmi ke pihak ASDP dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kepulauan Riau, meminta armada pengganti. Namun hingga kini, jawaban tak kunjung datang.
“Kami sudah dua kali menyurati pihak ASDP dan BPTD Kepri, namun hingga hari ini belum ada surat balasan,” ujar Hendri Efrizal, Kepala Dinas Perhubungan Lingga, saat dikonfirmasi Rabu, 14 Mei 2025.
Hendri menjelaskan, mereka bahkan telah mengutus staf untuk datang langsung ke kantor ASDP dan BPTD Kepri, berharap ada penjelasan yang bisa dibawa pulang. Tapi yang didapat justru ketidakpastian.
“Informasinya, mereka masih menunggu persetujuan dari kementerian,” katanya.
Bagi pemerintah daerah, dan lebih-lebih masyarakat, ketidakjelasan ini bukan sekadar urusan teknis. Ini soal sembako di pasar, soal harga cabai dan telur, soal bagaimana seorang ibu menyiapkan menu untuk lebaran, atau pedagang kecil menjaga stok dagangan agar tak kosong.
“Kalau memang tidak bisa diganti, paling tidak kirim surat balasan ke kami agar bisa kami jelaskan ke masyarakat. Ini menyangkut kebutuhan pokok dan stabilitas harga,” tegas Hendri.
Ia mengingatkan bahwa ketiadaan armada pengganti selama sebulan masa docking akan berdampak langsung pada kelangkaan barang dan lonjakan harga, apalagi di momen menjelang Idul Adha, saat permintaan biasanya melonjak drastis.
“Roro ini penopang utama ekonomi masyarakat Lingga. Kami hanya ingin ada kepastian,” ujar Hendri.
Di antara riuh pasar dan pelabuhan yang bersiap menyambut perayaan kurban, satu pertanyaan menggantung, akankah Senangin punya pengganti? Karena bagi warga Lingga, sebuah kapal bukan sekadar alat transportasi ia adalah harapan, penghubung, dan denyut hidup sebuah pulau.(*)