Lingga, Zonamu.com – Dalam rangka menyambut tahun baru 2025, Polres Lingga menggelar doa bersama dan syukuran dengan konsep makan Talam Sehidang di lingkungan Mapolres Lingga.
Tradisi ini melibatkan satu hidangan yang berisi lauk-pauk untuk lima orang, yang dinikmati bersama sebagai simbol kebersamaan.
Kapolres Lingga, AKBP Apri Fajar Hermanto, menyampaikan apresiasi atas kehadiran semua pihak dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita berkumpul malam ini untuk bersilaturahmi, bertatap muka, dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala nikmat yang telah diberikan. Kehadiran bapak-ibu sekalian memberikan makna mendalam dalam menyambut tahun baru ini,” kata Kapolres.
Kapolres juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan ini.
“Peran serta bapak-ibu, baik dalam hal bantuan maupun dukungan lainnya, sangat berarti. Semoga kebersamaan ini menjadi awal yang baik untuk menghadapi tahun 2025 dengan penuh semangat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan komitmen Polres Lingga untuk terus berbenah dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Sementara itu, Bupati Lingga, M. Nizar, menegaskan pentingnya menjaga tradisi makan Talam Sehidang sebagai bagian dari warisan budaya tak benda yang perlu dilestarikan.
“Makan Talam Sehidang ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga merupakan warisan budaya tak benda yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong. Ini adalah identitas kita sebagai masyarakat Melayu yang harus terus kita jaga dan lestarikan,” ujar Bupati Nizar.
Bupati juga mengapresiasi inisiatif Polres Lingga yang menjadikan konsep Talam Sehidang sebagai bagian dari syukuran bersama, sekaligus upaya melestarikan tradisi lokal di tengah modernisasi.
“Kegiatan seperti ini adalah langkah nyata untuk menjaga akar budaya kita, sekaligus mengajarkan generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai budaya dalam kehidupan bermasyarakat,” tambahnya.
Bupati berharap acara seperti ini dapat terus dilaksanakan, tidak hanya dalam lingkup institusi, tetapi juga di kalangan masyarakat luas sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan tradisi leluhur.